Telemetri


MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR
SISTEM TELEMETRI TINGGI MUKA AIR SUNGAI MENGGUNAKAN MODEM GSM
BERBASIS MIKROKONTROLER AVR AT-MEGA 32
Purwatmo Kristiyanto[1], Ir. Sudjadi, MT [2], Iwan Setiawan, ST, MT[2]
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang
Jln. Prof. Soedharto, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
e-mail: phi_te03@yahoo.com
Abstrak - Suatu sistem peringatan dini banjir memerlukan kinerja dengan keandalan tinggi dan kemampuan
operasi secara terus menerus. Sistem telemetri tinggi muka air sungai yang menjadi sub sistem didalamnya adalah salah
satu bagian yang secara kontinyu melaporkan data tinggi permukaan aliran sungai. Keandalan yang tinggi dan
kegagalan yang minimal sangat dibutuhkan pada sistem ini. Teknologi GSM memiliki ketercakupan wilayah yang luas
dan keandalannya dalam menyampaiakan informasi, dipilih sebagai media transmisi data. Dengan memanfaatkan
layanan SMS (Short Message Service) yang tersedia.
Modem GSM memiliki berbagai keunggulan diantaranya adalah keandalan yang tinggi dan telah mendukung
mode teks. Modem GSM tidak memerlukan tombol On/Off, sehingga sistem secara otomatis dapat langsung hidup
apabila terjadi reset atau kegagalan catu daya. Incremental Encoder didesain dengan keandalannya yang cukup baik,
mampu melakukan fungsinya sebagai sensor putaran yang merupakan representasi dari ketinggian air terukur. Dengan
tingkat akurasi dan kestabilan tinggi. Mikrokontroler AVR AT-Mega32 memiliki kapasitas memori yang luas sehingga
pengembangan disisi firmware dapat lebih leluasa dilakukan.
Hasil dilapangan menunjukkan, sistem telemetri tinggi muka air dapat berkerja nonstop selama 24 jam perhari
selama lebih dari 6 bulan, hal ini menunjukkan bahwa sistem telah cukup stabil dengan kondisi lapangan.
Kata kunci : SMS, Modem GSM, Rotary Incremental Encoder, Mikrokontroler
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu sistem Peringatan Dini Banjir atau sering
disebut sebagai Flood Early Warning System terdiri atas
beberapa buah Agen Telemetri. Salah satunya adalah
Agen Telemetri dengan kemampuan membaca dan
mengirimkan tinggi suatu permukaan air sungai (Agen
Tinggi Muka Air/TMA). Piranti ini memegang peranan
yang sangat vital bagi sistem Early Warning. Peralatan
ini akan secara kontinyu melaporkan data tinggi
permukaan air sungai. Data tersebut diterima oleh sebuah
pusat pemantau yang dapat menerima satu atau lebih
Agen TMA.
Pada penelitian sebelumnya, konsep ini telah
direalisasikan. Namun, masih memiliki berbagai macam
kelemahan. Kelemahan tersebut menyangkut keandalan
sistem. Hal tersebut dikarenakan, perangkat telemetri
TMA menggunakan handphone yang memiliki
keterbatasan dalam hal kestabilan operasi dan
keandalannya. Padahal, sistem ini diharapkan harus dapat
bekerja setiap saat, sehingga kegagalan pengiriman data
tidak boleh terjadi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini
adalah merancang dan membuat suatu sistem Telemetri
tinggi muka air dengan SMS sebagai media pengirimnya.
1.3 Pembatasan Masalah
Sedangkan pembatasan masalah pada Tugas Akhir
ini adalah sebagai berikut:
1. Sensor Tinggi Muka Air Menggunakan Rotary
Encoder dengan sistem pelampung dan pemberat;
2. Modem GSM yang digunakan adalah Wavecom
GSM Modem dengan mode text;
3. Media yang digunakan dalam pengiriman data
adalah SMS (Short Messages Service), tidak
membahas jaringan GSM;
4. Tidak membahas bagian penerima secara lebih
terperinci;
II. DASAR TEORI
2.1 Sistem Telemetri dengan SMS
SMS merupakan layanan yang banyak
diaplikasikan pada layanan komunikasi nirkabel. Data
yang dikirimkan berbentuk alfanumerik. Yakni kode
karakter teks ASCII (American Standard Code for
Information Interchange) yang dapat dibaca.
SMS pertama kali diperkenalkan di benua Eropa
pada era tahun 1991 bersamaan dengan teknologi
komunikasi tanpa kabel yaitu, Global System for Mobile
Communication (GSM). Pengiriman SMS pertama kali
dilakukan pada bulan Desember 1992 yang dilakukan
dari sebuah PC (Personal Computer) ke telepon bergerak
(mobile) dalam jaringan GSM milik Vodafone, Inggris.
Dengan segera, perkembangannya merambah benua
Amerika yang dipelopori oleh beberapa operator
[1] Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Diponegoro
[2] Dosen Teknik Elektro Universitas Diponegoro
2
komunikasi antara lain BellSouth Mobility, PrimeCo dan
lain-lain. Kini cara mengirimkan SMS bervariasi, ada
yang menggunakan AMPS, GSM, dan CDMA (Code
Division Multiple Acces).
Gambar 1. Arsitektur dasar jaringan SMS
2.1.1 Perintah AT (AT Command )
AT diambil dari kata Attention, yang berarti
perhatian. Yakni serangkaian perintah yang dikirimkan
melalui komunikasi data serial yang tersedia, dengan
awalan string ‘AT’ dan diakhiri dengan pengiriman
<CR>(Carriage Return) dalam tabel ASCII merupakan
pasangan kode <0x0D><0x0A> dalam heksa.
Hal ini didasarkan pada spesifikasi yang diberikan
pada ITU-T versi 2.5. Hasil akhir dari perintah balasan
string ‘OK’ dan ‘ERROR’.
2.2 Mikrokontroler AVR AT– Mega32
AVR (Alf and Vegard’s Risc Processor)
merupakan seri mikrokontroller CMOS 8-bit buatan
Atmel, berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set
Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam
satu siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS51 yang
membutuhkan 12 siklus clock. AVR mempunyai 32
register serbaguna, Timer/Counter fleksibel dengan mode
compare, interrupt internal dan eksternal, serial UART,
programmable Watchdog Timer, dan mode power
saving. Beberapa di antaranya mempunyai ADC dan
PWM internal. AVR juga memiliki fasilitas In-System
Programmable Flash on-chip yang memungkinkan
memori program dapat diprogram ulang saat sistem
sedang bekerja.
Gambar 2. Susunan kaki mikrokontroller AT-Mega 32
Beberapa keistimewaan dari AVR AT-Mega 32
antara lain:
1. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan
kecepatan maksimal 16 MHz.
2. Kemampuan memori flash 32 kBytes, internal
SRAM sebesar 2048 byte, dan EEPROM
(Electrically Erasable Programmable Read Only
Memori) sebesar 1024 byte.
3. ADC (Analog to Digital Converter) internal dengan
resolusi 10 bit sebanyak 8 saluran.
4. Port komunikasi serial (USART) dengan kecepatan
maksimal 2,5 Mbps.
5. Enam pilihan mode sleep menghemat penggunaan
daya listrik.
2.3 Modem GSM Wavecom
Modem GSM Wavecom berfungsi sebagai bagian
pengirim data. Modem GSM digunakan, karena dapat
diakses menggunakan komunikasi data serial dengan
baudrate yang dapat disesuaikan mulai dari 9600 sampai
dengan 115200. Selain itu, modem GSM ini
menggunakan catu daya DC 12 V dan tidak memerlukan
tombol ON untuk mengaktifkannya, sehingga sangat
cocok untuk digunakan pada sistem yang berjalan secara
terus menerus. Berikut adalah gambar dari modem GSM
wavecom.
Gambar 3. Modem GSM Wavecom
Spesifikasi modem GSM Wavecom adalah:
• Dual Band GSM/GPRS 900/1800 MHz;
• GSM/GPRS (cl. 10) Data, SMS, Voice dan Fax;
• Open AT: menanamkan program langsung pada
modem;
• Keluaran daya maksimum: 2W untuk GSM 900/ 1W
untuk GSM 1800
• Masukan tegangan : 5,5 volt s/d 32 volt;
• Antarmuka SIMCard 3volt;
• Dimensi : 73mm x 54,5mm x 25,5 mm;
• Bobot: 80g;
• Suhu operasi : -25 OC s/d 70 OC.
GSM Modem ini, menggunakan ATCommand
standar, sebagai protokolnya. Yaitu Standad ETSI GSM
07.07.
2.4 Rotary Encoder
Enkoder adalah peralatan elektro mekanik yang
dapat mengukur pergerakan atau posisi. Teknologi yang
digunakan dalam membangun enkoder, bermacam –
macam diantaranya adalah:
• Jalur konduktif : menggunakan serangkaian jalur
tembaga pada PCB pada piringan enkoder untuk
membangkitkan informasi putarannya. Eenkoder jenis
ini sudah jarang digunakan.
• Optik: jenis ini menggunakan pancaran cahaya yang
menembus/ memantul pada celah piringan dari bahan
metal atau kaca. Teknologi ini paling banyak
digunakan di pasaran.
• Magnet: potongan – potongan dari bahan bersifat
magnet ditempatkan pada piringan, yang kemudian
dideteksi menggunakan sensor effak Hall (Hall-effect
sensor) atau sensor magnetoresistive.
3
Gambar 4. Prinsip kerja Enkoder (jenis optis)
2.4.1 Incremental/Quadrature
Contoh pada gambar di atas adalah contoh
enkoder jenis incremental dengan satu keluaran. Enkoder
jenis ini hanya dapat mengukur kecepatan putaran tanpa
mengetahui arahnya, biasa disebut sensor tachometer.
Dengan penambahan sepasang optocouple (LED dan
photodioda) pada fase yang berlawanan maka dapat
diperoleh arah putaran.
Pada enkoder jenis ini, arah putaran diperoleh dari
beda fase 2 buah rangkaian pulsa. Rangkaian pulsa
pertama (pulsa A) dan rangkaian pulsa kedua (pulsa B).
Terdapat pula sebuah pulsa ketiga (pulsa Z) yang
berfungsi sebagai pulsa sinkronisasi, yang akan muncul
sekali dalam satu putaran. Pulsa Z ini disebut pula pulsa
perintah (command pulse) yang digunakan untuk
menghitung putaran batang enkoder.
Gambar 5. Pulsa Keluaran Enkoder sesuai dengan arah
putaran
Dengan mendeteksi 2 buah pulsa A dan pulsa B,
maka dapat diketahui arah dan jumlah putaran yang telah
ditempuh batang enkoder.
Berikut adalah gambar dari encoder yang
digunakan.
Gambar 6. Autonics Rotari Incremental Encoder 100
P/R
Enkoder di atas adalah enkoder dengan resolusi
100P/R, yaitu dalam satu kali rotasi akan menghasilkan
pulsa sebanyak 100 kali.
Ouptut dari encoder ini selanjutnya, dihubungan
dengan pin interupsi dari mikrokontroler untuk dihitung
pulsanya, yang merupakan representasi dari putaran
piringan yang terhubung dengan pelampung. Sehingga
dapat diketahui tinggi muka air.
2.5 LCD (Liquid Crystal Display) seri M1632
LCD M1632 adalah sebuah modul LCD
doTMAtrik dengan konfigurasi 2 baril dengan 16 karakter
setiap barisnya. Diberntuk oleh 8 x5 pixel dengan 1 baris
pixel terakhir adalah kursor).
Untuk keperluan antarmuka dengan perangkat lain
(mikrokontroler misalnya), LCD M1632 menyediakan
pin-pin yang secara paralel dapat diakses. Berikut adalah
pin LCD M1632 tersebut:
Gambar 7. Konfigurasi Pin LCD M1632
III. PERANCANGAN SISTEM
3.1 Gambaran Umum Sistem Telemetri Tingi Muka
Air
Sebagai bagian penting dari Sistem Peringatan
Dini Banjir, perangkat Telemetri Tinggi Muka Air
memiliki spesifikasi dan filtur yang cukup andal dalam
menangani berbagai kemungkinan yang terjadi di
lapangan. Termasuk juga di dalamnya adalah
kemampuan kendali jarak jauh, penanganan format data,
filtering, serta sistem resetnya baik secara manual
maupun secara automatis.
Sistem Telemetri Tinggi Muka Air (TMA),
ditinjau dari perangkat keras terdiri dari dua bagian.
Yaitu:
1. Agent Telemetri Tinggi Muka Air;
2. Pusat Penerima (Server).
Bagian – bagian di atas, dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 8. Blok Diagram Sistem Keseluruhan
Bagian pertama adalah Agent Telemetri Tinggi
Muka Air yang berfungsi mengirimkan data hasil
pencuplikan selama interval waktu tertentu ke bagian
kedua yaitu sebuah pusat penerima (server).
Pusat penerima diebut server karena penerima ini
berupa sebuah komputer yang secara terus menerus
selalu siap menerima data dari agent. Selain itu,
komputer pada sisi penerima terhubung ke internet dan
melakukan update data pada web secara otomatis.
Spesifikasi komputer ini juga merupakan spesifikasi
untuk kelas server sehingga mampu beroperasi nonstop.
Pada bagian pusat penerima, terdapat program
komputer yang dapat membaca pesan SMS dan
4
mengolahnya menjadi data tinggi muka air, disesuaikan
dengan waktu pencuplikannya.
Pada Tugas Akhir ini, tidak dibahas secara
mendetail mengenai Pusat penerima (server). Fokus
utama Tugas Akhir ini adalah pada Agent Telemetri
Tinggi Muka Air.
Berikut adalah perancangan mengenai spesifikasi
dan kemampuan dari Agen Telemetri Tingi Muka Air
(Agen TMA).
1. Mendeteksi Keberadaan dan Status Modem GSM
saat booting;
2. Sistem Reset : Jarak jauh dan automatis;
3. Operasi Jarak Jauh: Tanggal, Jam, Interval
Pengiriman , Kalibrasi Data, Pusat Penerima(server),
Permintaan Data yang tersedia;
4. Timer Lampu Latar, untuk menghemat daya;
5. Operasi Manual dengan Keypad: Setting Tanggal,
Jam, Kalibrasi Data, pengiriman data ke Server, No
Server, Level Signal Modem GSM;
6. Tampilan Waktu, Data dan Status Operasi;
7. Pencuplikan data dengan Interval 5 menit, disimpan
di SRAM, dengan default interval waktu pengiriman
60 menit.
3.2 Perancangan Perangkat Keras
Perangkat keras/hardware pada Agent Telemetri
Tinggi Muka Air ini terbagi menjadi 3 bagian yakni :
1. Sensor Tinggi muka air yang terdiri atas : Pelampung
dan Pemberat, Piringan Penghubung, dan Rotari
enkoder tipe Incremental;
2. Sistem Minimum AVR AT-Mega32. Terdiri atas :
Mikrokontroler AVR AT-Mega 32, RTC DS1303,
konverter RS 232, LCD M1632, Keypad 4x4,
3. Modem GSM Wavecom.
3.2.1 Perangkat Sensor
Sensor Tinggi Muka Air dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 9. Sensor Tinggi Muka Air
Gambar di atas adalah sensor Tinggi Muka Air.
Bagian depan adalah sebuah piringan yang terbuat dari
bahan acrylic dengan keliling 25 cm. Piringan ini
dihubungkan dengan batang enkoder. Piringan dengan
encoder adalah satu poros. Apabila piringan telah
menempuh satu kali putaran, maka enkoder juga telah
menempuh satu putaran. Sedangkan enkoder yang
digunakan adalah enkoder tipe incremental dengan
resolusi 100 P/R (100 Pulse/Rotation). Jadi, saat piringan
telah menempuh jarak putar sejauh 25 cm, maka enkoder
akan menghasilkan pulsa sebanyak 100 buah pulsa.
Agar dapat berfungsi sebagai sensor tinggi muka
air, perangkat sensor ini harus dihubungkan dengan
pelampung. Pelampung terbuat dari bahan plastik ringan
yang di dalamnya diisi dengan air. Tujuannya adalah
supaya pelampung dapat mengapung pada permukaan
air. Sehingga dapat mengikuti kenaikan dan penurunan
permukaan air.
Pelampung dihubungkan pada piringan sensor
menggunakan seutas tali nylon dengan salah satu
unjungnya dikaitkan dengan sebuah pemberat. Tujuan
dari pemberian pemberat ini adalah, supaya tidak terjadi
slip dan tali tersebut dapat terkopel dengan kuat pada
piringan sensor. Sehingga apabila pelampung mengalami
kenaikan atau penurunan, piringan sensor akan ikut
berputar sejauh kenaikan atau penurunan tersebut.
Keliling lingkaran yang digunakan adalah 25 cm,
keliling ini dipilih karena menyesuaikan dengan resolusi
rotari enkoder yang digunakan. Hal ini dimaksudkan agar
diperoleh 1 cm perubahan tinggi muka air menghasilkan
4 buah pulsa. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Jarak = 25 cm/Putaran
Resolusi enkoder = 100 pulsa/putaran
Pulsa/cm = Keliling/Resolusi
= 100/25
= 4 pulsa/cm
Pulsa yang dihasilkan ketika piringan menempung
jarak sejauh 1 cm adalah sejumlah 4 pulsa. Atau dengan
kata lain, 1 pulsa yang dihasilkan oleh rotary enkoder
berarti perubahan jarak sensor adalah sebesar 0,25 cm.
3.2.2 Sistem Minimum
Pada sistem telemetri tinggi muka air, sistem
minimum mikrokontroler memegang peranan penting,
yakni sebagai rangkaian sentral yang mengatur kinerja
sistem, bagian ini didesain untuk mampu
mengakomodasi dan menangani setiap kejadian yang
mungkin terjadi. Baik dalam pengelolaan/menajemen
data, timing pengiriman hingga penanganan terhadap
kegagalan proses.
Secara garis besar, rangkaian inti dari sistem
minimum ini adalah sebuah chip mikrokontroler ATMega
32 lengkap dengan rangkaian pembangkit
pulsa/oscilator. Berikut adalah skematik rangkaian sistem
minimum mikrokontroler AVR AT-Mega32.
Berikut adalah skematik lengkap dari sistem
minimum tinggi muka air.
Gambar 10. Skematik lengkap sistem telemetri tinggi
muka air
Pada gambar di atas, keluaran sensor tinggi muka
air dihubungkan dengan pin interrupt (INT0 dan INT1)
dari mikrokontroler. Hal ini dikarenakan karakteristik
5
dari keluaran rotary encoder yang merupakan pulsa
digital dengan keluaran pulsa yang bersifat tak
terduga/sewaktu – waktu, maka proses pembacaan pulsa
akan lebih mudah dan akurat jika menggunakan fasilitas
interupsi yang disediakan oleh mikrokontroler.
Piranti lainnya seperti:
• Keypad 4x4 dihubungkan dengan PORTB
mikrokontroler;
• Modul LCD dihubungkan dengan PORTC;
• RTC DS1302 dihubungkan dengan PORTD[4..5]
• Dan modem GSM dengan pin komunikasi data serial
asinkron (Rxd dan Txd).
Sistem telemetri ini memerlukan catu daya searah
dengan tegangan 5volt, yang diperoleh dari IC regulator
LM7805.
3.3 Perancangan Perangkat Lunak
Mikrokontroler tidak akan dapat bekerja tanpa
adanya software/perangkat lunak di dalamnya. Software
ini sering disebut sebagai firmware. Yaitu suatu urutan
perintah/instruksi yang harus dikerjakan oleh CPU, baik
itu perhitungan ariTMAtika manajemen memori,
maupun. akses input/output.
3.3.1 Pembacaan Rotary Encoder
Untuk membaca pulsa enkoder, sistem interupsi
diaktifkan pada mode falling edge(NGT, Negative Going
Transition) Artinya, interupsi akan aktif ketika terjadi
transisi dari high ke low (dari logika 1 ke logika 0).
Sementara untuk menentukan arah putaran Output B
dideteksi oleh PIND.3, logika 1 untuk searah jarum jam
dan logika 0 untuk berlawanan arah jarum jam.
Dalam hal ini, disediakan sebuah counter /
pencacah pulsa dimana nilai dari counter ini dapat
bertambah dan dapat berkurang sesuai dengan arah
putaran encoder.
Dari bentuk pulsa keluaran encoder, arah putaran
ditandai dengan fase yang mendahului. Sebagai contoh,
pulsa pada output A akan mendahului pulsa pada Output
B jika putaran searah jarum jam. Demikian pula
sebaliknya. Apabila putaran berlawanan dengan arah
jarum jam, maka pulsa B akan mendahului pulsa A.
Sedangkan listing program dalam bahasa C untuk
pembacaan rotary encoder adalah sebagai berikut:
interrupt [EXT_INT0] void ext_int0_isr (void){
//Kejadian Interupsi 0
if PIND.3==1 PulseInt++;
else
if PIND.3==0 PulseInt--;
}
Variabel PulseInt berfungsi sebagai counter pulsa
yang nilainya akan bertambah jika terjadi putaran
berlawanan dengan arah jarum jam dan dikurangi jika
putaran searah jarum jam. Dengan asumsi, kenaikan
tinggi muka air terjadi ketika putaran piringan
berlawanan arah jarum jam.
Nilai hasil penjumlahan atau pengurangan pada
counter PulseInt harus terlebih dahulu diubah menjadi
jarak dengan fungsi berikut :
#define PulseEncoder 100 //Jumlah Pulsa
#define Circle 25 //KLL Lingkaran cm
#define Resolution 1 //Ketelitian cm
int Pulse2MA(long int dPulsa){
return((dPulsa/(PulseEncoder*Resolution))*
Circle);
}
long int MA2Pulse(int dMA){
return(((long int)dMA*PulseEncoder/Circle)
/Resolution);
}
3.3.2 Perancangan Format data SMS
Sistem telemetri ini, dirancang untuk mengirimkan
paket data sesuai dengan Interval waktu pengiriman.
Sebagai contoh, untuk pengiriman dengan interval waktu
60 menit, maka dalam paket data terdapat 12 data dengan
interval waktu cuplik 5 menit.
Sedangkan dalam paket data SMS, terdapat
beberapa header dan data dengan format sebagai berikut:
<Agent>,<Jam>,<Tanggal>,<nData>,<data[i]>,<TKirim
>
Sebagai contoh, untuk data pada tanggal 16 juni
2008, pada pukul 07.00 dengan interval waktu
pengiriman 60 menit, dengan data adalah sebagai berikut:
100,122,140,150,145,150,160,165,160,165,162,170
adalah sebagai berikut:
LevelAir,070000,160608,12,100,122,140,150,145,
150,160,165,160,165,162,170.60
Dengan SMS Perintah ini, pengaturan dapar
dilakukan untuk mengatur berbagai setting pada agent
telemetri. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pengaturan Jam : SetJ,hh:mm:ss
2. Pengeturan Tanggal: SetT,dd/mm/yy
3. Pengaturan Interval Waktu Pegiriman:
SetK,<tKirim>
4. Pengaturan Nomor Pusat Penerima: SetServer
5. Meminta data saat ini: GetData
6. Kalibrasi Jarak Jauh: SetC,<TMA>
3.3.3 AlgoriTMA Sistem Keseluruhan
Berikut ini adalah diagram alir program utama
pada sistem telemetri.
Gambar 11. Flowchart sistem telemetri tinggi muka air.
6
IV. PENGUJIAN DAN ANALISA
4.1 Pengujian Sensor Tinggi Muka Air
Pegujian ini dilakukan dengan cara menarik seutas
tali yang dihubungkan pada piringan sensor, yang diikat
sedemikian rupa sehingga piringan juga ikut berputar.
Selanjutnya tali tersebut diukur untuk kemudian
dibandingkan dengan hasil pengukuran sensor yang ada
pada tampilan LCD.
Tabel 1. Hasil pengujian sensor tinggi muka air
No Panjang
Tali (Cm)
Jumlah
Pulsa
Tampilan
LCD
(Cm)
Error
1 10 40 10 0
2 20 80 20 0
3 50 200 50 0
4 100 400 100 0
5 200 800 200 0
Pada tabel di atas, perubahan panjang tali telah
sesuai dengan tampilan pada LCD. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa sensor telah dapat bekerja dengan
baik dalam mengukut perubahan jarak.
4.2 Pengujian Wavecom GSM Modem (DTE/DCE)
Pengujian modem GSM dilakukan dengan tujuan
memastikan bahwa aliran data yang dihasilkan modem
GSM sesuai dengan protokol AT Command sesuai pada
manual modem GSM.
Pengujian dilakukan dengan menghubungkan
modem GSM langsung dengan komputer melalui jalur
data serial. Seperti gambar berikut:
Gambar 12. Pengujian Komunikasi Modem GSM
Pengujian dilakukan menggunakan program
terminal yang ada pada CodeVision AVR, yaitu piranti
lunak yang dapat memonitor aktivitas komunikasi data
serial, dalam hal ini komputer berlaku sebagai
terminat(DTE/Data Terminal Equipment) dan modem
sebagai DCE(Data Communication Equipment).
Tabel 2. Hasil pengujian perintah AT modem GSM
No
Pengujian Perintah Keterangan
1 Inisialisasi/Power
On Reset
AT+WIND
+WIND: <IndEvent>
Berhasil
menunjukkan
Indikasi status
Modem
2 AT Test AT<CR><LF> Berhasil
mengembalikan
string AT (echo
aktif)
3 Echo Off ATE0<CR><LF> Berhasil
menonaktifkan
fungsi echo.
4 Pembacaan List
SMS
AT+CMGL=”ALL”
<CR><LF>
Berhasil
melakukan
pembacaan
Seluruh isi
SMS pada
kartu Sim
5 Pembacaan SMS
berdasarkan
indeks
AT+CMGR=<Idx>
<CR><LF>
Berhasil
melakukan
pembacaan
SMS sesuai
dengan
indeksnya
6 Penghapusan
SMS berdasarkan
indeks
AT+CMGD=<Idx>
<CR><LF>
Berhasil
melakukan
penghapusan
SMS sesuai
dengan
indeksnya
7 Pengiriman SMS AT+CMGS=
<no.Tujuan><CR><LF>
> [Isi Pesan] <0x1A>
Berhasil
melakukan
pengiriman
SMS
8 Memonitor
kekuatan sinyal
AT+CSQ<CR><LF> Berhasil
menunjukkan
tingkat
kekuatan sinyal
Dari tabel di atas, pengujian perintah AT pada modem
GSM berhasil dilakukan. Perintah AT di atas merupakan
perintah AT yang digunakan dalam sistem telemetri
tinggi muka air.
4.3 Pengujian Menggunakan Data Dummy
Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa
alamat memori yang digunakan sebagai penyimpan data
tinggi muka air, menyimpan data TMA dengan benar
sesuai dengan waktu cupliknya.
Sesuai pada perancangan, jumlah maksimal data
yang dapat disimpan dalam satu paket SMS adalah
maksimal sebanyak 24 data. Dengan masing – masing
interval waktu cuplik selama 5 menit. Untuk interval
waktu kirim selama 120 menit.
Berikut adalah hasil pengujian menggunakan data
dummy:
Tabel 3. Hasil Pengujian data dummy
No Data Dummy Pesan SMS diterima Jumlah
Karakter
1 0 LevelAir,160000,280608,0,0,0,0,0,0
,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0
,0.120
74
2 1023
LevelAir,160000,280608,1023,1023,1
023,1023,1023,1023,1023,1023,1023,
1023,1023,1023,1023,1023,1023,1023
,1023,1023,1023,1023,1023,1023,102
3,1023.120
146
3 1 s/d 24 LevelAir,160000,280608,1,2,3,4,5,6
,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,
19,20,21,22,23,24.120
89
4 24 s/d 1 LevelAir,160000,280608,24,23,22,21
,20,19,18,17,16,15,14,13,12,11,10,
9,8,7,6,5,4,3,2,1.120
89
5 10 s/d 240
LevelAir,160000,280608,10,20,30,40
,50,60,70,80,90,100,110,120,130,14
0,150,160,170,180,190,200,210,220,
230,240.120
113
Dari hasil pengujian data dummy pada tabel di
atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Alamat memori penyimpan data TMA dapat
menyimpan data dengan benar, Hal ini ditunjukkan
dengan berbagai variasi masukan data yang diberikan
7
dapat menyimpan nilai sesuai dengan yang diberikan
kemudian mengirimkannya sesuai dengan format data
SMS yang telah dirancang.
2. Untuk data dengan nilai maksimal (4-digit) masih
dapat ditampung, hal ini ditunjukkan dengan jumlah
maksimal karakter yang dibentuk apabila data
maksimal (4-digit) adalah sebanyak 146 karakter.
Sehingga hanya diperlukan 1 kali pengiriman SMS.
3.Tanggal dan Waktu kirim telah sesuai dengan tanggal
dan waktu pada Agent.
Dengan demikian agent telah dapat mengirimkan data
sesuai dengan alamat memori penyimpan data TMA
dengan benar.
4.4 Hasil Uji Coba Di Lapangan
Saat ini, telah terpasang di lapangan beberapa
buah alat telemetri tinggi muka air: 2 unit di kota
Semarang, 3 unit di Provinsi Sulawesi Tenggara, dan 1
unit terpasang di Solo. Untuk TMA di kota Semarang
telah terpasang sejak akhir Desember 2007 dan hingga
sekarang masih terus beroperasi.
Di Semarang, alat ini digunakan untuk memantau
tinggi muka air sungai Kaligarang dan sungai
Pucanggading, yang merupakan satu sistem Peringatan
dini Banjir. Berikut adalah hasil data yang terekam saat
kejadian banjir di sungai Kaligarang
Gambar 13. Hasil pencatatan secara real time curah hujan
dan tinggi muka air Kali Garang tanggal 30 Januari 2008
Dari grafik di atas, dapat di amati bahwa tinggi
muka air Kaligarang dipengaruhi oleh curah hujan dari
Gunungpati yang merupakan daerah hulu sungai
kaligarang. Pengamatan waktu dilapangan juga
menunjukkan terjadinya banjir pada waktu tersebut di
atas.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian pada bab sebelumnya
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1 Konsumsi daya yang diperlukan sistem sebesar 144
mW dan dapat dilakukan penghematan hingga 96
mW dengan mematikan backlight LCD;
2 Jumlah maksimal data tinggi muka air yang dapat
disisipkan dalam SMS adalah sebanyak 24 buah
data TMA, dengan maksimal data SMS sebanyak
146 karakter pada interval waktu 2 jam;
3 Sistem dapat melakukan pengukuran TMA dengan
data maksimal sebesar 9999 pulsa (2499,75 cm)
dengan resolusi maksimal sebesar 0,25 cm pada
interval waktu 2 jam;
4 Diperlukan waktu minimal 1,5 detik untuk
melakukan list dan read SMS;
5 Diperlukan waktu minimal 9 detik untuk melakukan
pengiriman SMS data tinggi muka air;
6 Sistem mampu menanggulangi gangguan yang
disebabkan oleh sms broadcast;
7 SMS Perintah yang sama hanya akan direspon
sekali (perintah terakhir);
8 Tinggi muka air sungai Kaligarang memiliki batas
bawah 360 cm dan batas atas 536 cm.
5.2 Saran
1. Sistem telemetri tinggi muka air, dapat lebih
dikembangkan menjadi sistem telemetri universal;
2. Untuk kelangsungan sistem, sebaiknya
menggunakan layanan kartu pasca bayar;
3. Untuk mengantisipasi gagalnya pengiriman data
yang disebabkan oleh faktor layanan jaringan,
dapat dilengkapi dengan sistem loger untuk
menyimpan data dalam jangka waktu yang lebih
lama (1 bulan atau lebih);
4. Untuk menghemat biaya operasional, sistem dapat
dikembangkan menggunakan layanan GPRS
(General Packet Radio Service) atau fax data.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kadir, Abdul, “Pemrograman C++”, Andi Offset,
Yogyakarta, 2001.
[2] Loebis, J., Soewarno, dan Suprihadi, Hidrologi
Sungai, Departemen Pekerjaan Umum,
Jakarta, 1993.
[3] Malvino, Albert Paul, Ph.D.& Donald P. Leach,
Ph.D. “Prinsip – Prinsip Elektronika”,
Erlangga, Jakarta, 1996.
[4] Rozidi, R.I.,”Membuat Sendiri SMS Gateway
Berbasis Protokol SMPP”, Andi,
Yogyakarta, 2004.
[5] Tharom, Tabratas, “Mengenal Teknologi
Informasi”, Elex Media Komputindo,
Jakarta 2002.
[6] Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana
Komputer,”Pengembangan Aplikasi Sistem
Informasi Akademik Berbasis SMS dengan
Java”, Penerbit Salemba Infotek, Jakarta,
2005.
[7] Tocci, Ronald J., “Digital systems Principles and
Applications”, Fifth Edition, Prentice Hall
International Inc., New Jersey, 1991.
[8] Wasito S., “Vademekum Elektronika”, PT.
Gramedia, Jakarta, 1985.
[9] Wasito, “Pelajaran Elektronika Tehnik
Transmisi”, Departemen P & K, 1982
[10] ........,“LCD Module M1632 : User Manual”, Seiko
Instrument Inc., Japan, 1987.
[11] ........, http://www.alldatasheet.com
[12] .........,http://www.atmel.com/AVR/ATMega32.
pdf
8
BIOGARFI
Purwatmo Kristiyanto -
L2F003530 dilahirkan di Sragen,
10 April 1985. Menempuh
pendidikan di SDN 1 Gondang
lulus tahun 1997, kemudian
melanjutkan ke SLTP Negeri 2
Sragen lulus pada tahun 2000,
kemudian melanjutkan ke SMU Negeri 1 Sragen lulus
tahun 2003, dan sampai saat ini sedang menjalani studi
S1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro Konsentrasi Kontrol.
Semarang, Juli 2008
Menyetujui dan mengesahkan
Pembimbing I,
Ir. Sudjadi, MT
NIP. 131 558 567
Tanggal:____________
Pembimbing II,
Iwan Setiawan, ST, MT
NIP. 132 283 183
Tanggal: __________

hehehe. postingan ini di post oleh teman saya

0 comments on Telemetri :

Post a Comment


.:berkomentarlah dengan sopan
.:jangan berbicara kotor
.:jangan berkomentar SARA
.:Jangan sampai Spam
.:Jangan Asal COPAS. kalau mau COPAS. silahkan sertakan link sumber
.:jangan sertakan link hidup
.:dan. berkomentar adalah salah satu karakteristik sobat Blogger yang Setia dan Baik :)

Ninja Saga

Cheat

Kontes SEO

Tips n Trik

Ayo Dance

Lost Saga

Prediksi

Recent Post